ikhlas dan benar

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan ketaatan) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,…" (Al-Bayyinah : 5)

"Sesunguhnya kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan ketaatan) kepada-Nya. Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)."… (Az-Zumar : 2-3)

Dan firman-Nya kepada kepada nabi-Nya saw:
"Katakanlah: "Hanya Allah saja yang Aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (ikhlas) dalam (menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia..." (Az-Zumar : 14-15)

Katakanlah:"Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al-Anaam: 162-163)

Dan firman-Nya lagi:
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Al-Mulk : 2)

Al-Fudhail bin Iyadh berkata, Yakni yang ikhlas dan yang benar-benar. Orang-orang bertanya, Wahai Abu Ali, apakah yang ikhlas dan yang benar itu? Beliau menjawab, Sesungguhnya amal itu apabila dilaksanakan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka ia tidak diterima, dan jika dilakukan secara benar tapi tidak ikhlas, maka tidak diterima pula, sehingga harus dengan niat yang ikhlas dan benar. IKHLAS ialah karena Allah dan BENAR adalah mengikuti sunah. Kemudian beliau membaca firman Allah (yang ertinya)

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(Al-Kahfi : 110)


Dan firman-Nya lagi:
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,... " (An-Nissa :125).
Menyerahkan diri:- yakni mengikhlaskan niat dan amal kerana Allah. Dan berbuat kebaikan padaNya ialah mengikuti Rasulullah saw dan sunnahnya.

Dan firman-Nya lagi:
"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. .." (Al-Furqaan : 23)

Iaitu amal-amal yang dilakukan dengan tidak mengikuti sunah dan dimaksudkan untuk selain mencari keredhaan Allah.


Diriwayatkan juga dalam sebuah hadits shahih dari hadits Anas bin Malik ra, dia berkata? Telah bersabda Rasulullah saw:
"Tiga perkara yang tidak akan di benci di hati seorang muslim, yaitu: meng-ikhlaskan amal karena Allah, menasihati pemimpin, dan menetapi jamaah kaum muslimin, karena doa mereka selalu menyertainya.

Yakni tidak ada kebencian terhadapnya, dan tidak akan memunculkan kecurangan bersama tiga hal tadi, bahkan ketiganya justru menghilangkan kebencian dari hati, membersihkannya dan mengeluarkannya darinya.

Kerana hati sangat benci terhadap syirik, kecurangan, dan tindakan keluar dari jamaah kaum muslimin dengan membawa bid'ah dan kesesatan. Ketiga hal inilah yang boleh menimbulkan kebencian dan kedengkian. Untuk mengubati dan mengeluarkannya dari hati harus di lakukan dengan cara memurnikan ke-ikhlasan, nasihat dan mengikuti sunah.


Rasulullah pernah ditanya tentang orang-orang yang berperang karena ingin dipuji (riya), berperang kerana hendak menunjukkan keberanian dan berperang kerana merasa hebat, manakah yang termasuk fisabilillah? Lalu beliau menjawab:
"Barang siapa yang berperang untuk menjungjung tinggi agama Alloh maka dia fisabilillah"

Rasulullah juga memberitahukan tentang tiga golongan manusia yang dengan merekalah mula-mula dinyalakan api neraka, yaitu qariul Quran (orang yang membaca Al-Quran), orang yang berperang, dan orang yang meyedekahkan hartanya, tetapi kesemuanya dengan niat agar dikatakan sebagai qari (juara), agar di katakan pemberani (pahlawan), dan agar dikatakan sebagai dermawan. Mereka tidak ikhlas karena Allah.

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:
"Aku sama sekali tidak memerlukan sekutu. Barangsiapa yang melakukan sesuatu amalan dengan mempersekutukan selain-Ku padanya, maka amalan itu untuk sesuatu yang ia persekutukan dan Aku berlepas darinya.

Dalam hadits qudsi yang lain, Allah berfirman:
Ikhlas itu merupakan rahasia-Ku yang Aku kirimkan di dalam hati hamba-Ku yang Aku cintai.

Ungkapan mereka dalam merumuskan ikhlas dan sidiq itu bermacam-macam, tetapi maksudnya satu. Ada yang mengatakan bahwa ikhlas itu menunggalkan Allah sahaja yang menjadi tujuan didalam menjalankan ketaatan. Ada pula yang mengatakan bahwa ikhlas itu membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk.

Ada lagi yang mengatakan bahwa ikhlas itu menjaga amalan dari mencari perhatian makhluk, termasuk terhadap perhatian diri anda sendiri. Sedang sidiq ialah membersihkan amal dari perhatian diri sendiri. Jadi orang ikhlas tidak memiliki rasa riya dan orang yang sidiq tidak memilki rasa ujub.. Tidak sempurna ikhlas kecuali dengan shidiq dan tidak sempurna sidiq kecuali dengan ikhlas. Keduanya tidak sempurna kecuali dengan sabar.

Ada lagi yang menyatakan, barang siapa yang didalam ke-ikhlasannya menyaksikan ke-ikhlasan tersebut, maka keikhlasannya masih memerlukan keikhlasan lagi. Jadi kekurangan orang yang mukhlis di dalam keikhlasannya ialah di ukur sampai mana ia melihat keikhlasannya. Apabila sudah tidak melihat keikhlasannya lagi, maka ia menjadi orang yang mukhlis lagi mukhlas (di murnikan).

Diantara perkataan al-fudhail ialah Meninggalkan amal karena manusia adalah riya, melakukan amal karena manusia adalah syirik dan ikhlas ialah Allah menyelamatkanmu dari keduanya.

Semoga Alloh menjadikan kita orang yang ikhlas.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

-Ikmalludin - muslimrurh

Comments

Popular posts from this blog

Pahit bak hempedu..

Ama Zilna

Reminder and Reflection: Tarbiyah bukan GHAYAH!